BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Manajemen Dakwa
Pandangan
arti Manejemen Dakwah dari sudut pandang sebagai berikut;
A. Pengertian Manajemen
Pengertian manajemen,
secara etimologis, kata manajemen berasal
dari bahasa inggris,
Management, yang
berarti ketatalaksanaan, tata
pimpinan dan pengelolaan. Artinya manajemen
adalah sebagai suatu
proses yang diterapkan
oleh individu atau kelompok dalam
upayaupaya koordinasi dalam
mencapai suatu tujuan. Dalam
bahasa Arab istilah manajemen
diartikan sebagai AnNizam atau AtTanzim, yang
merupakan suatu tempat
untuk menyimpan segala sesuatu dan
penempatan segala sesuatu
pada tempatnya. Pengertian tersebut
dalam sekala aktivitas
juga dapat diartikan sebagai
aktivitas menertibkan, mengatur
dan berpikir yang
dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang ada
di sekitarnya, mengetahui
prinsipprinsipnya serta menjadikan
hidup selaras dan
serasi dengan yang
lainnya. Sedangkan secara terminologi
terdapat banyak definisi
yang dikemukakan oleh
para ahli, diantaranya adalah :
“The process
of planing, organizing,leading,and controling
the work of
organization members and of using
all availeabel organizational resources to reach stated organizatonal goals”.
[1]Sebuah proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan terhadap
para anggota orgaisasi
serta penggunaan seluruh sumbersumber
yang ada secara
tepat untuk meraih
tujuan organisasi yang telah di tetapkan.[2]
[2] Riri Gusriani,’’Definisi Manejemen Dakwah’’, http://ririgusriani.blogspot.co.id/2013/04 /definisimanajemendakwah29.html. (diakses
tanggal 18 maret 2016).
Ini
adalah beberapa pendapat dari para ahli tentang Pengertian manajemen menurut
para ahli hanya beberapa yang bisa kami paparkan yaitu sebagai berikut;
Beberapa
Pengertian manajemen menurut para ahli:
a. James A. F.
Stoner : Manajemen adalah
suatu proses perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari
anggota organisasi serta
penggunaan sumua sumber daya yang ada pada
organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Dr.
Buchari Zainun : “Manajemen adalah penggunaan efektif daripada sumbersumber
tenaga manusia serta bahanbahan material lainnya dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan itu.”
c. Prof.
Oey Liang Lee:
“Manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan mengontrolan dari human
and natural resources”.[3]
B.
Pengertian Dakwa
Pengertian
dakwah, secara etimologis,
dakwah berasal dari
bahasa Arab, yaitu Da'a, Yad'u' Da'wan, Du'a, yang diartikan
sebagai upaya mengajak,
menyeru, memanggil, seruan,
permohonan, dan permintaan.
Istilah ini sering
diberi arti yang sama
dengan istilah Tabligh, Amr
Ma'ruf Nahyi Munkar, Mau'idzah
Hasanah, Tabsyir, Indzhar, Washiyah, Tarbiyah, Ta'lim, dan Khatbah. Dari
definisi tersebut maka dapat
disimpulkan makna dakwah islam yaitu sebagai kegiatan
mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan
bashirah untuk meniti jalan
Allah dan Istiqomah dijalanNya serta
berjuang bersama meninggikan agama Allah.
C.
Kesimpulan
Dari
definisi manajemen dan
dakwah tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pengertian
Manajemen dakwah yaitu
sebagai pproses perencanaan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun
dan menempatkan tenagatenaga
pelaksana dalam kelompokkelompok tugas
dan kemudian menggerakan ke
arah tujuan dakwah. Inilah yang merupakan inti
dari manajemen dakwah,
yaitu sebuah pengaturan
secara sistematik dan
koordinatif dalam kegiatan
atau aktifitas dakwah yang
dimulai dari sebelum
pelaksanaan sampai akhir
dari kegiatan dakwah.[4]
2.2.
Tujuan Manajemen Dakwa
Dalam perencanaan
dakwah, tujuan yang
dimaksud adalah suatu
hasil akhir atau titik
akhir yang akan
dicapai yaitu terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan
akhirat yang diridhoi
Allah SWT. Sedangkan
sasaran yang dimaksud yaitu hasil yang dicapai dari setiap
kegiatankegiatan untuk mendukung terwujudnya Tujuan dakwah. Tujuan dan sasaran
dalam perencanaan dakwah dapat kita
lihat dari tujuan organisasi dakwah yang
dikemukakan oleh Zaini
Muchhtarom bahwa tujuan organisasi dakwah
pada hakikatnya mengemban
tujuan dakwah itu
sendiri. (Dra. Rahima Zakia M.Pd, 2006:72).
a. Tujuan
Manajemen
Tujuan
adalah sesuatu hasil
(generalis) yang ingin
dicapai melalui proses
manajemen. Pengertian tujuan dan
sasaran hampir sama
bedanya hanya gradual
saja, tujuan maknanya
hasil yang umum sedangkan sasaran
berarti hasil yang
khusus. Tujuan menurut
G. R. Terry
adalah hasil yang diinginkan yang
melukiskan skop yang
jelas, serta memberikan
arah kepada usahausaha
seorang manajer.Tujuan yang ingin
dicapai selalu ditetapkan
dalam suatu rencana,
karena itu hendaknya
tujuan ditetapkan ”jelas, realistis,
dan cukup cukup
menantang berdasarkan analisis
data, informasi, dan pemilihan dari alternatifalternatif yang
ada.[5]
b. Tujuan
Dakwa
Tujuan utama
dakwah adalah nilai
atau hasil akhir
yang ingin dicapai
dan diperoleh oleh keseluruhan tindakan
dakwah yaitu Kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup
di dunia dan
di akhirat yang diridhai
oleh Allah Swt.[6]
Menurut
Asmuni Syukir dalam
bukunya mengemukakan tujuan dakwah bahwa pada khususnya tujuan
dakwah itu ialah:
a)
Mengajak
umat manusia yang
sudah memeluk islam
untuk selalu meningkatkan
taqwanya kepada Allah swt.
b)
Membina mental agama islam bagi kaum
yang masih mualaf.
c)
Mengajak
umat manusia yang
belum beriman agar
beriman kepada Allah
(memeluk agama islam).
d)
Mendidik dan mengajar anakanak agar
tidak menyimpang dari fithrahnya.[7]
Sementara itu M. Natsir, dalam
serial dakwah Media Dakwah mengemukakan, bahwa
tujuan dari dakwah itu adalah:
a)
Memanggil kita
pada syarita, untuk
memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau
persolanan rumah tangga, berjamaah
masyarakat, berbangsabersuk bangsa, bernegara dan berantarnergara.
b)
Memanggil kita
pada fungsi hidup
sebagai hamba Allah
di atas dunia
yang terbentang luas yang
berisikan manusia secara heterogen, bermacam karakter,
pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi
sebagai syuhada’ala annaas, menjadi pelopor dan pengawas manusia.
c)
Memanggil kita kepada tujuan hidup yang
hakiki, yakni menyembah Allah.
Tujuan dakwah
secara umum adalah mengubah perilaku sasaran agar mau menerima ajaran Islam dan
mengamalkannya dalam kehidupan
seharihari, baik yang bersangkutan
dengan masalah pribadi, keluarga maupun
sosial kemasyarakatnya, agar mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
Sedangkan
tujuan dakwah secara khusus dakwah merupakan perumusan tujuan umum sebagai
perincian daripada tujuan dakwah.[8]
Akhirnya kita
dapat mengambil kesimpulan
bahwa secara umum
tujuan dan kegunaan
manajemen dakwah adalah untuk
menuntun dan memberikan arah agar pelaksanaan dakwah dapat
diwujudkan secara professional dan proporsional. Dan pada hakikatnya
tujuan manajemen dakwah
disamping memberikan arah juga
dimaksudkan agar pelaksanaan
dakwah tidak lagi
berjalan secara konvensional
seperti tabligh dalam bentuk pengajian dengan tatap muka tanpa pendalaman materi,tidak
ada kurikulum, jauh dari interaksi yang dialogis dan sulit untuk dievaluasi
keberhasilannya.
2.3.
Sejarah Manejemen Dakwa
Secara
klasik manajemen muncul ribuan tahun lalu ketika manusia sudah melakukasebuah
pengorganisasian yang diarahkan kepada orang orang yang bertanggung jawab atas
perencanaan, pemimpin dan pengendalian kegiatan manusia. Manajemen klasic
dimulai sejak zaman prasejarah dan berkembang bersamaan dengan perkembangan
manusia. Hal ini didasrkan pada zaman manusia mesopotomia yaitu masyarakat yang menggunakan uang sebagai alat
pembayaran. Pada waktu itu mata uang logom digunakan sebagai alat tukar menukar
dalm mengatur perdagangan. Mesir kuno sebagai salah satu peradapan dunia yang
tercatat dalam “pepipus” yang dikenal
dengan keajaiban piramidanya. Beralih keromawi kuno yang merupakan kebanggaan
dari Romawi Kuno dengan maha karya “Cecero”
yang menggunakan konsep administrasi dan konsep demokratos yang merupakan
idaman masyarakat modern. Sementara itu sejarah perkembangan manajemen dunia
tumbuh dan perkembanag pesat karena dibuthkan untuk mengatur dan bekerja sama
secara simbolis dalam dunia industri, pertanian, pendidikan dan lain lain.
Sebagai perintis ilmu manajemen , Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin klasik,
dimana ia mengemukakan keuntungan ekonomi yang akan diperoleh organisasi atau
masyarakat yang melakukan pembagian kerja. Pengaruh lain terjadi pada saat revolusi
industri di Inggris, sumbangan penting dalam dunia manajemen adalah terjadinya
proses pengambilalihan tenaga mesin dengan cepat menggantikan tenaga manusia,
yang pada gilirannya menjadikan produksi lebih ekonomis. Sedangkan dalam
prinsip manajemen islam, dalam sejarh perkembangannya manajemen dipengarui oleh
agama, tradisi, adat istiadat dan sosial budaya. Maka islam dalam memandang
manajemen berdasarkan teologi, yakni pada dasarnya manusia memiliki potensi
positif yang dilukiskan dengan istilah hanif.
Sebagaimana
telah dijelaskan dalam Hadist Qudsi yang artinya ”sesungguhnya telah kuciptakan hambahambaku berwatak hanif, kemudian
setan datang kepa mereka, maka disesatkan mereka dari agama mereka”. Dalam
Hadis Qudsi diterangkan bahwa, jika manusia melakukan perbuatan yang jelek,
maka hali itu merupakan pengaruh dari dirinya sendiri yang datang dari luar
dirinya, sebab dirinya tak mampu menhasilkan sesuatu yang jelek. Sedangkan
dalam watak hanif ini akan mengiringi manusia pada sifat dasrnya yaitu cenderung
untuk memilih yang baik dan benar dalam kehidupannya. Al Quran juga menerangkan
pokokpokok ajaran yang merupakan prinsip dasar manajemen. Di mana di dalam
akan tergambar ajaran mengenai hubungan manusia dengan kholiqnya dan terdapat
ajaran mengenai prinsip cara memimpin, mengelola, serta mengatur kehidupan.
Dalam tauhid manajemen merupakan sebuah teknik untuk mengelola supaya tidak
lepas dari ubudiyah dan mu’amalah merupakan sebuah aspek tauhid yang harus dipercayai
dan diyakini. Pada masa Rosululloh, banyak teladan dalam manajemen dari
kehidupan dakwah rosululloh. Melauli petunjuk Allah SWT Rosulullah mulai
melakukan aktivita dakwahnya scara hierarki. Dengan cara mengajak keluarga
dekat kemudian pengingat kaumnya, pengingat angsa arab, dan yang terakir beliau
pengingat seluruh alam. Secar keseluruhan aktivitas dakwah Rosululloh telah
termanjerial.[9]
2.4. Peranan Manejemen
Dakwa
Dalam
era modern sekarang ini, dirunjukkan dengan berkembangnya pengetahhuan dan
teknologi. Pada masa ini penuh dengan problema yang kompleks, problema
tersebut menyangkut politik, sosial, ekonomi, budaya dan kenegaraan. Untuk
mengetasi problema tersebut perlu adanya ilmu manajemen. Sementara itu,
Christher J. Barnard mengemukakan “ Tidak
ada suatu hal untuk akal modern seperti sekarng ini yang lebih penting dari
administrasi dan manajemen”. Ajaran islam adalah konsepsi yang sempurna dan komperhensgip. Karena meliputi aspek kehidupan manusia, betapa pun
garis besarnya saja, baik yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Sebagaiman diterangkan
dalam surat Al Maidah ayat 3 yang artinya “Pada
hari ini telah aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan
kepadaMu nukmatKu, dan telah kuridhai islam sebagai agamamu”.
Menurut
Mitzbererg peranan manajerial dapat diklasifikasikan dalam berbagai kegiatan
yaitu;
a) Berkaitan
dengan hubungan antar pribadi.
b) Berkaitan
dengan informasi.
c) Berakaitan
dengan penganbialan keputusan.[10]
2.5. Sarana Manejemen
Dakwa
Disini kami membagi sarana manejemen dakwah
menjadai dua jenis sarana Diantara saranasarana manajeman yaitu sebagai
berikut;
1. Sarana
yang bersifat manajerial;
a) Manajemen
dengan pengaturan yaitu manajemen yang didasarkan pada sikap berlebih lebihan
tanpa memikirkan aspek keluar,
b) Manajemen
reaksi, manajemen yang disasarkan pada aspek menunggu reaksi pihak lain,
c) Manajemnen
krisis , merupakan sebuah manjemen yang bersifat insidental,
d) Manajemen
bertujuan, manajemen yang dibangun berdasarkan sikap memperliahtkan tujuan
kepada kariawan,
e) Manajemen
mengakah, Manajemen dengan strategi mundur dalam melakukan posisi, dll.
2.
Sedangkan sarana manajemn yang bersifat aplikatif melitputi :
2.
Sedangkan sarana manajemen yang bersifat aplikatif melitputi;
a) Penyediaan
sumber daya manusia yang berkualitas atau memadai.
b) Pengadaai
informasi yang tepat dan akurat
c) Pengadaan
alatalat pendukung
d) Pengadaan
dakwah yang sesuai dengan kebutuhan serta dengan kondisi mad’u
e) Dukungan
finansial untuk pendukung sesuai aktifitas lembaga dakwah.[11]

[2] Riri Gusriani,’’Definisi Manejemen Dakwah’’, http://ririgusriani.blogspot.co.id/2013/04 /definisimanajemendakwah29.html. (diakses
tanggal 18 maret 2016).
[3]Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,
“Manajemen Dasar
Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet; 8, 2009.
h. 20.
[4] Riri Gusriani,’’Definisi Manejemen Dakwah’’, http://ririgusriani.blogspot.co.id/2013/04 /definisimanajemendakwah29.html. (diakses
tanggal 18 maret 2016).
[5]Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,
“Manajemen Dasar
Pengertian dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet; 8,
2009. h. 17-19.
[6]Drs. Abd. Rosyad Shaleh, “Manajemen Dakwah Islam”, Jakarta: Bulan Bintang, 1977,
h.21
[7]Asmuni Syukir, “Dasardasar Strategi Dakwah Islam”, Surabaya: AlIkhlas, 1983, h. 49
[8]M. Munir, S. Ag, M.A., “Manajemen Dakwah”,
Jakarta: Rahmat Semesta, 2009, h.87-90
[9]Miftakhul Huda, “Manejemen
Dakwa”, http://mi ftakhulhuda64.blogspot.co.id/2012/12/ manaj emen dakwah.html. (diakses tanggal 19
maret 2016).
[10]Miftakhul Huda, “Manejemen Dakwa”, http://mi
ftakhulhuda64.blogspot.co.id/2012/12/
manaj emen dakwah.html. (diakses tanggal 19 maret 2016).
[11] Miftakhul Huda, “Manejemen Dakwa”, http://miftakhulhuda64.blogspot.co.id/2012/12/ manaj emen dakwah.html. (diakses tanggal 19
maret 2016).
[12] Farid Kamal
Ansori, “Surat Ali Imran Ayat 104 dan
Artinya”, http;//www.suratyasin.co com
/2015/04/surataliimranayat104danartinya.html. (diakases tanggal 22 Maret 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar